Pemerintah merencanakan jumlah pendapatan negara dan hibah sebesar Rp.1.086,4 triliun atau naik Rp.94 triliun (9,5%) dalam RAPBN 2011 dari target APBNP-2010 (Rp.992,4 triliun) dengan defisit sebesar Rp115,7 triliun atau 1,7 persen dari produk domestik bruto (PDB), kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2011 Beserta Nota Keuangannya di hadapan Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Senin (16/8).

Presiden menyebutkan, belanja negara direncanakan sebesar Rp1.202 triliun atau meningkat Rp76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBNP 2010 (Rp1.126,1 triliun). Pemerintah bersama DPR sepakat menetapkan tema pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011 yaitu Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan, Didukung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi pusat dan Daerah.

Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis sesuai arah kebijakan dan prioritas pembangunan pada RKP 2011, pemerintah menyusun RAPBN 2011. Sementara itu belanja Kementerian dan Lembaga Pemerintah direncanakan sebesar Rp395,2 triliun. Belanja Lembaga Negara Non Pemerintah direncanakan sebesar Rp15,2 triliun.

Sedangkan transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp378,8 triliun atau meningkat 9,8 persen dari APBNP 2010 yang ditetapkan sebesar Rp344,6 triliun. Presiden menyatakan, sesuai dengan prioritas RKP tahun 2011, anggaran belanja pemerintah pusat dalam tahun 2011 akan diarahkan untuk mencapai tujuh sasaran utama.

Tujuh sasaran utama itu adalah pertama, menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yang didukung oleh pembangunan infrastruktur termasuk transportasi dan energi.
Kedua, perlindungan sosial melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Ketiga, pemberdayaan masyarakat termasuk melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Keempat, pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi.
Kelima, perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan. Keenam, penyediaan anggaran subsidi yang lebih tepat sasaran. Ketujuh, pemenuhan kewajiban pembayaran utang tepat waktu.

Asumsi Makro Ekonomi

Pemerintah juga mengumumkan asumsi makro ekonomi untuk perhitungan APBN 2011. Dalam perhitungan tersebut pertumbuhan ekonomi di 2011 ditargetkan sebesar 6,3%.

Adapun daftar asumsi makro di 2011 adalah:
* Pertumbuhan ekonomi 6,3%
* Laju inflasi 5,3%
* Suku bunga SBI 3 bulan 6,5%
* Nilai tukar Rp 9.300 per dolar AS
* Harga minyak US$ 80 per barel
* Lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari.
Dikatakan SBY, RAPBN 2011 akan diarahkan untuk mencapai 10 sasaran strategis, guna mendorong pembangunan yang inklusif dan berkeadilan selama 5 tahun ke depan.

Kesepuluh sasaran strategis itu adalah:
* Ekonomi nasional tumbuh makin tinggi
* Pengangguran makin menurun dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik
* Kemiskinan makin menurun
* Pendapatan per kapita makin meningkat
* Stabilitas ekonomi makin terjaga
* Pembiayaan dalam negeri makin kuat dan meningkat
* Ketahanan pangan dan air makin meningkat
* Ketahanan energi makin meningkat
* Daya saing ekonomi nasional makin menguat dan meningkat
* Upaya pembangunan yang ramah lingkungan dengan pendekatan 'ramah lingkungan' makin kita perkuat. "APBN kita memang masih akan mengalami defisit.
Keputusan melaksanakan APBN yang defisit ini diambil, karena kita masih menganggap perlu memberikan stimulus fiskal untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional kita," tukas SBY.
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment