70 Lembar batik kuno dipamerkan

Toko Batik yang dulu membuat postingan mbah gendeng berpuisi sampai dengan malam ini masih hilang halamannya dari mesin pencari.

Rumah Rakuji bekerja sama dengan The Japan Foundation Jakarta dan Yayasan Merah Putih mengadakan pameran dan diskusi tentang batik fraktal.

Pameran yang menampilkan sedikitnya 70 lembar batik kuno dari batik Garutan, batik Ciamisan, Sukaraja, dan Tasikmalaya.

"Semua batik yang ditampilkan ini koleksi dari kolektor batik Heki K. Sunarya," kata Sharmi Ranti Wiranatakusumah, ketua penyelenggara pameran yang berlangsung hingga 16 November di Gedung Summitmas II, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta, hari ini.

Dia menuturkan pameran kali ini dalam rangkaian acara Ngeunteung Ka Lembur (NKL) atau mengaca ke kampung halaman. Selain koleksi batik kuno, juga ditampilkan sejumlah batik fraktal Garutan hasil karya Yun Hariadi dan Muhammad Lukman dari Pixel People Project.

Mira E. Widiono, pemilik Rumah Rakuji, menuturkan acara NKL tersebut merupakan salah satu kegiatan dari rumah yang menjadi tempat kumpul para seniman, baik pelukis, penari, seniman kecapi suling, dan pembatik.

"Acara puncak dari kegiatan seniman Rumah Rakuji ini Mei 2010, berupa pameran akbar yang menampilkan beragam karya dari berbagai seniman. Tempatnya mungkin di Museum Nasional," ujar Mira.

Yun Hariadi menuturkan Batik Garut dalam tinjauan dimensi fraktal memiliki sifat yang khas, di antara batik lainnya. "Batik Garut bersama batik Madura memiliki kedekatan dimensi fraktal dengan batik Yogya dan batik Solo. Melalui dimensi fraktal tingkat batik Garut diukur dan dibandingkan," ujarnya dalam diskusi tentang batik Garut dalam tinjauan geometri fraktal.

Sifat fraktal dalam batik, katanya, ditunjukkan oleh dimensi fraktal batik yang berada di sekitar 1,5. Itu menunjukkan bahwa dalam batik terdapat tingkat kedetailan yang tinggi pada skala yang berbeda. Sifat fraktal menyebar secara sistematis terhadap motif batik (kecuali motif banji), dan batik daerah.
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment